Jumat, 29 Juni 2012

Venezia dari Utara, Peninggalan Penguasa


Venezia dari Utara, Peninggalan Penguasa
Sapto Haryo Rajasa
Hala Stulecia, kemegahan arsitektur berpadu dengan keindahan Fontana.

Jika berkesempatan mengunjungi kota Wroclaw, salah satu venue Euro 2012, pastikan Anda menyisihkan dua hari untuk menjelajahi kota di wilayah Barat Daya Polandia tersebut. Meski menurut gambaran satelit google map maupun titik-titik di peta seisi kota tampak bersinggungan, percayalah jaraknya tidaklah sedekat itu.


Melalui jalur tram yang bisa dilihat saat mengakses jakdojade.pl, situs resmi lalu-lintas kereta di seluruh Polandia, dalam radius 14 pemberhentian tram sudah tercakup sejumlah bangunan yang menjadi landmark Wroclaw. Wajar para turis pun kerap kecele saat menjadwalkan lawatan ke kota terbesar di region barat itu sebagai kunjungan pulang hari.
Mustahil mencakup seluruhnya dalam sekali trip, waktunya tak akan cukup karena kita hanya melihat lapisan luar bangunannya saja. Tapi jika cuma melihat tampilan dari depan, kita mungkin hanya bisa sebatas mengagumi sambil menebak-nebak makna dari didirikannya bangunan-bangunan tersebut.
Kunjungan BOLA ke Wroclaw termasuk kategori yang kedua alias tek-tok karena terbatasi masalah waktu. Dengan kereta pagi dari Warsawa pun baru di siang hari sampai. Mengingat pada saat musim panas matahari di Eropa baru terbenam pada lewat jam 9 malam, rentang 5-6 jam cukup untuk menjelajah titik-titik bersejarah.
Yang paling menonjol dari sisi arsitektur mungkin Hala Stulecia atau Centennial Hall. Terlekat di radius terluar dari bagian yang dikatakan sebagai pusat kota, gedung megah ini dibangun pada 1911-1913 untuk memperingati 100 tahun kemenangan Jerman atas pasukan Napoleon di Battle of Leipzig (1813).
Lantaran pengaruh kuat Jerman ini, bangunan yang awalnya dinamai Jahrhunderthalle tersebut memiliki tampilan sangat berbeda dari arsitektur di sekelilingnya. Max Berg, sang arsitek, mengambil contoh Festhalle Frankfurt sebagai model. Namun, dengan diameter dalam 69 meter dan tinggi 42 meter, Hala Stulecia jauh lebih besar ketimbang sang “maket”, sehingga dinyatakan sebagai yang terbesar kala itu.
Dari total tinggi 42 meter tersebut, 23 meternya adalah bagian kubah yang terbuat dari baja dan kaca. Sementara mulai batas kubah ke bawah, murni dibuat dengan konstruksi beton. Tingkat kesulitan yang diakali dengan teknologi ala Jerman itu membuat Hala Stulecia sebagai referensi para arsitek mancanegara di masa itu.
Bergerak ke bagian belakang Hala Stulecia, kita akan dituntun oleh Pergola ke wilayah Fontana, dua ikon lain Wroclaw yang berada di satu pekarangan. Sesuai namanya, pergola merupakan rangkaian susunan kayu yang biasa diperuntukkan sebagai tempat berteduh di saat panas atau hujan.
Arsitektur Pergola dibuat melengkung mengelilingi kolam luas tepat di halaman belakang Hala Stulecia. Keindahan tanaman menjalar di Pergola sulit dinikmati total karena saat menolehkan kepala ke arah kiri, air mancur indah dengan koreografi dan lagu klasik seperti memanggil-manggil untuk dilihat.
Kota 100 Jembatan
Tentu Fontana baru belakangan mendendangkan lagu dan memancurkan air sesuai irama. Di masa pembuatannya dulu, Fontana hanya sebuah kolam dengan satu pancuran dan sejumlah tanaman air. Saat ini, tak ada lagi tanaman karena Fontana dipakai turis sebagai kolam untuk berendam, sedangkan pinggirnya untuk berjemur.
Menurut informasi dewan kota Wroclaw, Hala Stulecia termasuk salah satu atraksi turis yang paling sering dikunjungi. Selain karena bisa dijadikan arena rekreasi keluarga, kemegahannya itu sendiri, dan keunikannya di antara bangunan sekeliling sudah cukup untuk membuatnya disinggahi pengunjung. Jika tigak, rasanya mustahil UNESCO pada 2006 mendaulat Hala Stuletica sebagai salah satu dari World Heritage Site.
Jika pengaruh Jerman begitu terasa di Hala Stuletica, tidak demikian di tempat lain. Maklum, selain pernah berada di bawah kekaisaran Jerman, selama berabad-abad Wroclaw sempat menjadi bagian dari Kerajaan Poland, Bohemia, Austria, dan Prussia.
So, tak heran banyak sentuhan arsitektur peninggalan para penguasa sebelumnya. Seperti gereja Protestan yang memang lebih dominan dibanding Katolik. Banyak pula bangunan perumahan bertingkat dengan sentuhan baroque, serta berbau gothik.
Well, bangunan bukanlah satu-satunya alasan pengunjung datang menghapiri Wroclaw. Keistimewaan terbesar kota seluas sekitar 175 km persegi ini adalah Sungai Odra dan anak sungainya yang mengalir hampir di seluruh bagian kota. Saking banyaknya cabang anak sungai, yang seluruhnya dilalui kapal-kapal, baik yang kecil menyerupai gondola atau yang besar berdaya angkut 50-an orang, Wroclaw dijuluki Venesia dari Utara Eropa.
Karena banyaknya bagian kota yang dibelah oleh Odra, secara otomatis jembatan pun menjamur. Ada sekitar 100 jembatan yang mengakibatkan Wroclaw juga punya julukan Kota 100 Jembatan. Grunwaldzki adalah yang paling populer. Sementara itu, tempat lain yang wajib dikunjungi juga adalah Rynek atau pasar pusat yang di dalamnya berdiri megah Balai Kota. Pun Katedral Wroclaw, Gereja Maria Magdalena, University of Wroclaw, Istana Wroclaw, dan White Stork Synagogue.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar