Jumat, 29 Juni 2012

Persilangan Sempurna Antarkultur di Warsawa


Persilangan Sempurna Antarkultur di Warsawa

Fan Zone Warsawa, hiburan tanpa henti bagi para pengunjung hingga dini hari.
Fun Welcomes Fan. Inilah tulisan yang tersebar merata di seluruh pintu masuk Fan Zone kota-kota penyelenggara Euro 2012. UEFA sebagai pemilik gawean empat tahunan ini, tentu punya pertimbangan matang dalam mengumpulkan para pendukung yang kurang beruntung untuk bisa menyaksikan secara langsung laga tim kesayangan mereka di dalam stadion.
===EKSKLUSIF TABLOID BOLA/BOLANEWS.COM===
Badan sepak bola tertinggi Eropa itu pastinya juga faham benar maksud kata fun alias kesenangan sebelum berani menjadikan kalimat tersebut sebagai jargon. Well, Fan Zone, yang pertama kali diperkenalkan FIFA saat menggelar Piala Dunia 2006 di Jerman, dan langsung populer sehingga terus berlanjut di setiap perhelatan akbar, memang menyuguhkan beragam keriaan buat buat para pengunjungnya.
Khususnya yang terletak di Warsawa. Sebagai satu dari host city dan juga satu dari lima Fan Zone yang ada di Polandia selain Gdansk, Poznan, Wroclaw, dan Krakow, fungsi dasar Warsawa mungkin sama. Namun, mengingat label ibu kota Polska ada di sini, secara otomatis berbagai macam keistimewaan pun muncul.
Dari segi lokasi, pemilihan Palac Kultury i Nauki (PKIN) yang terletak di sentra ibu kota memberikan privilise bagi pengunjung untuk sampai dengan mudah. Hampir seluruh rute bus, tram, kereta api, dan metro, singgah di Warszawa Centralna, stasiun pusat yang letaknya berseberangan dengan PKIN.
Belasan pintu gerbang di seluruh sisi PKIN juga memudahkan pengunjung memasuki areal pelataran Fan Zone, tanpa harus memutar jauh. Maklum, luas bangunan bersejarah yang dibangun pada 1952 dan ranmpung dalam 3 tahun itu, mencapai 70 ribu meter persegi. Bisa dibayangkan jika hanya ada satu puntu masuk dan satu pintu keluar?
Dari sisi sejarah publik asing jadi bisa mengerti tentang asal muasal bangunan tertinggi di Warsawa yang memiliki 42 tingkat tersebut. Sebagai bocoran sedikit, sebagian warga Polandia sebetulnya kurang mengapresiasi kehadiran PKIN lantaran merupakan hadiah dari pemerintah Uni Soviet di saat Polandia masih menganut faham sosialis.
Biarlah kehadirannya menjadi bagian dari sejarah masa lalu Polandia. Yang jelas, hingga sekarang PKIN berfungsi sebagai istana kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Di siang hingga sore hari, tampak beberapa murid sekolah tari dan dansa berlalu lalang masuk ke ruang kelas. Dari kejauhan juga terdengan lantunan musik klasik maupun kontemporer dari beberapa sudut ruang di areal PKIN.
Kegiatan reguler tak berhenti. Namun, menjelang malam, khususnya saat setiap partai sepak bola di Euro mulai mendekati kick-off, keramaian di PKIN berubah drastis menjadi riuh bak suasana stadion. Pendukung segala rupa tim, baik yang sedang maupun yang tidak bertanding, melebur menjadi satu. Seolah tak peduli apakah bentuk sokongan mereka tak nyambung dengan partai yang ditayangkan di layar raksasa Fan Zone.
Penggila bola bisa memilih untuk hadir lebih awal jika ingin menikmati kesenangan yang ditawarkan. Bagi anak-anak, sektor Crazy Fan Club yang disponsori produk minuman ringan Euro, memberikan kesempatan menjajal arena menendang bola, bermain fussball, trampolin, bernyanyi bersama, dan berteriak layaknya fan beneran.
Fan Zone Warsawa buka setiap hari mulai pukul 12 siang, dan ditutup pada pukul 1 dini hari. Pengunjung yang berada di sana hingga tutup biasanya kawanan anak muda yang gemar berjoget. Maklum, disc jokey ternama Polandia secara bergantian memamerkan kelebihan mereka di Fan Zone berdaya tampung mencapai 100 ribu pengunjung itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar